Ekstraksi
Prinsip ekstraksi yaitu adanya distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Peristiwa ini melibatkan perpindahan zat terlarut dari dua pelarutyang tidak saling bercampur yang dikenal sebagai ekstraksi cair-cair. Pada umumnya zat terlarut (solute) yang diekstrak tidak larut atau larut sedikit dalam suatu pelarut, tetapi mudah larut dalam pelarut lain.
Ekstraksi cair-cair didasarkan ada hukum distribusi yang dikemukakan oleh Nerst (1891). Nerst menyatakan bahwa jika suatu zat dimasukkan kedalam suatu pelarut A dan B yang tidak saling bercampur, maka zat itu akan didistribusikan diantara dua pelarut A dan B dengan perbandingan tetap. Jika pada temperature dan tekanan tetap serta tidak terjadi interaksi kimia antara zat terlarut dengan pelarut selain proses pelarutan.
Berdasarkan pelarut yang digunakan, ekstraksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu ekstrak biasa dan ekstrak kontinu. Ekstraksi biasa menggunakan corong pisah, sedangkan ekstraksi kontinu menggunakan alat craig untuk isolasi jaringan kering seperti biji, akar, daun, dan batang dengan menggunakan pelarut tertentu.
Ekstraksi soxhlet merupakan proses ekstraksi yang berlangsung secara berulang-ulang dan teratur. Bahan yang akan diekstrak dijadikan serbuk dan diletakkan dalam pembungkus yang berpori (kertas saring). Pembungkus tersebut dimasukkan kedalam alat soxhlet, sedangkan pada bagian atas alat ini dihubungkan dengan kondensor atau pendingin. Pelarut dan batu didih dimasukkan kedalam labu dan diekstrakndengan suhu dan waktu yang diinginkan.
Pelarut pada ekstraksi soxhlet dapat digunakan secara bergantian mulai dari pelarut yang kurang polar sampai pelarut polar, sesuai dengan senyawa yang akan dipisahkan. Pelarut-pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus memenuhi persyaratan antara lain :
1. Inert atau tidak bereaksi dengan komponen-komponen yang akan diisolasi.
2. Selektif, yaitu hanya mengisolasi atau melarutkan zat-zat yang diinginkan.
3. Mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah diuapkan pada temperatur rendah.
Secara umum ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari seluruh bagian tumbuhan seperti bunga, buah, daun, kulit batang dan akar menggunakan system maserasi menggunakan pelarut organik polar seperti methanol dan n – heksan. Beberapa metode ekstarksi senyawa organic bahan alam yang umum digunkan antaa lain (Darwis.D,2000).
a. Maserasi
Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel sehingga senyawa metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam pelarut tersebut. Secara umum pelarut methanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder.
b. Perkolasi
Perkolasi merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut akan membawa senyawa organik bersama- sama pelarutnya. Tetapi efektifitasnya dari proses ini hanya akan lebih besar untuk senyawa organik yang sangat mudah larut dalam pelarut yang digunakan.
c. Sokletasi
Menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut akan dapat dihemat karena terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas.
d. Destilasi Uap
Proses destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan pada suhu yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan. Pada umumnya lebih banyak digunakan untuk minyak atsiri.
e. Pengempaan
Metode ini lebih banyak digunakan dalam proses industri seperti pada isolasi CPO dari buah kelapa sawit dan isolasi dari daun gambir. Dimana pada proses inni tidak menggunakan pelarut.
Penggunaan ekstraksi soxhlet mempunyai keuntungan, salah satunya adalah proses ekstraksi dapat berlangsung berulang-ulang secara otomatis sampai ekstraksi sempurna. Namun kekurangan dari sistem ini adalah suhu campuran pada tabung ekstraksi tidak sama dengan titik didih pelarutnya, sehingga proses ekstraksi membutuhkan waktu lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar