RSS

kacang hijau sebagai sumber asupan gizi yang baik


Kacang hijau (Phaseolus Radiatus L.)

Kacang hijau (Phaseolus radiatus) merupakan tanaman yang dapat tumbuh hampir di semua tempat di Indonesia. Sebagai salah satu famili leguminoceae kacang hijau mengandung protein tinggi yaitu 24 persen. Dalam menu masyarakat sehari-hari, kacang-kacangan adalah alternatif sumber protein nabati terbaik. Telah disadari bahwa daya cerna protein kacang-kacangan tidak setinggi protein hewani. Protein kacang-kacangan (nabati) umumnya memiliki asam amino pembatas lebih banyak, sehingga pemanfaatannya oleh tubuh tidak dapat menandingi protein hewani.

Studi tentang konsumsi kacang-kacangan pada anak menunjukkan bahwa kacang hijau adalah yang paling rendah dalam hal menimbulkan flatulensi (gas) dalam perut. Flatulensi disebabkan adanya oligosakarida yang tidak dapat dicerna dan kemudian difermentasikan oleh bakteri usus. Oligosakarida ini jumlahnya relatif sedikit dalam kacang hijau. Kacang hijau juga mengandung kalsium (124 miligram (mg)/100 gram) dan fosfor (326 mg/100 g) yang relatif tinggi. Ini berarti kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat kerangka tulang yang sebagian besar tersusun dari kalsium dan fosfor. Kandungan lemak kacang hijau adalah 1,3 persen, jauh lebih rendah daripada kedelai (18 persen). Oleh sebab itu, kacang hijau sangat baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Rendahnya lemak di dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan/minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah tengik. 


Lemak kacang hijau tersusun atas 73 persen asam lemak tak jenuh dan 27 persen asam lemak jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung. Vitamin yang menonjol dalam kacang hijau adalah vitamin B1 dan B2. Manusia tidak dapat menghasilkan vitamin di dalam tubuhnya, oleh karena itu diperlukan masukan/intake vitamin yang berasal dari bahan makanan.
Salah satu teori menyebutkan bahwa vitamin B2 dapat membantu penyerapan protein di dalam tubuh. Kehadiran vitamin B2 akan meningkatkan pemanfaatan protein sehingga penyerapannya menjadi lebih efisien.

1. Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (±60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram, atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan tanaman ini diklasifikasikan sebagai berikut ini.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyldonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna Radiata atau Phaseolus Radiatus.




2. Morfologi Tanaman Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.cabangnya menyamping pada batang utama, berbentuk bulat, dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau ada yang ungu.
Tanaman kacang hijau memiliki daun trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat, dan hitam. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.

3. Kandungan Biji Kacang Hijau 
Kandungan gizi yang terdapat dalam kacang hijau, antara lain; dalam 110 gram kacang hijau mengandung 345 kalori, 22,2 gram protein, 1,2 gram lemak, vitamin C, A, B1, 1,157 IU, mineral berupa fosfor, zat besi, dan magnesium. Selain kandungan gizi/vitamin, kacang hijau mempunyai kandungan kimia antara lain Sterol/terpen dan saponin.
Karbohidrat merupakan komponen terbesar (lebih dari 55%) biji kacang hijau, yang terdiri dari pati, gula dan serat. Pati pada kacang hijau memiliki daya cerna yang sangat tinggi yaitu 99,8 persen, sehingga sangat baik untuk dijadikan bahan makanan untuk bayi dan anak balita yang sistem pencernaannya belum sesempurna orang dewasa.
Berdasarkan jumlahnya, protein adalah penyusun utama kedua setelah karbohidrat. Kacang hijau mengandung 20-25 persen protein. Protein pada kacang hijau mentah memiliki daya cerna sekitar 77 persen. Daya cerna yang tidak terlalu tinggi tersebut disebabkan oleh adanya zat antigizi, seperti antitripsin dan tanin (polifenol). Untuk meningkatkan daya cerna protein tersebut, kacang hijau harus diolah terlebih dahulu melalui proses pemasakan, seperti perebusan, pengukusan dan sangrai.
Protein kacang hijau kaya akan asam amino leusin, arginin, isoleusin, valin dan lisin. Kualitas protein kacang hijau seperti halnya kacang-kacangan yang lain dibatasi oleh kandungan asam amino bersulfur seperti metionin dan sistein.
Kandungan lemak dalam kacang hijau relatif sedikit (1-1,2 persen). Keadaan ini menguntungkan, sebab dengan kandungan lemak yang rendah, kacang hijau dapat disimpan lebih lama dibandingkan kacang-kacangan lainnya. Lemak kacang hijau sebagian besar tersusun atas asam lemak tidak jenuh oleat (20,8 persen), linoleat (16,3 persen) dan linolenat (37,5 persen). Linoleat dan linolenat merupakan asam lemak esensial yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak balita. Kacang hijau juga mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh manusia. Mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium banyak terdapat pada kacang hijau.
Kalsium banyak terdapat pada bagian kulit biji, diikuti bagian lembaga dan paling sedikit pada bagian kotiledon. Sebaliknya fosfor banyak terdapat pada bagian lembaga. Zat besi paling banyak terdapat pada bagian embrio dan kulit biji. Vitamin yang paling banyak terkandung pada kacang hijau adalah thiamin (B1), riboflavin (B2) dan niasin (B3).
Selain itu, kacang hijau juga merupakan sumber serat pangan (dietary fiber). Kadar serat dalam kacang hijau dapat mencegah terjadinya sembelit (susah buang air besar), serta penyakit lainnya yang berhubungan dengan sistem pencernaan.
 
4. Manfaat Biji Kacang Hijau 
Mengatasi kurang darah, menyembuhkan penyakit beri-beri, radang ginjal, melancarkan pencernaan, tekanan darah tinggi, mengatasi keracunan alkohol, pestisida, timah hitam, mengatasi gatal karena biang keringat, muntaber, menguatkan fungsi limpa dan lambung, impotensi, TBC paru-paru, jerawat, mengatasi flek hitam di wajah, dll.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gravimetri

a. Pengertian Gravimetri

Analisis gravimetri merupakan salah satu cabang utama kimia analisis. Tahap pengukuran dalam metode gravimetri adalah penimbangan. Analitnya secara fisis dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari pengganggu-pengganggunya; elektrolisis, ekstraksi pelarut, kromatografi, dan pengatsirian merupakan metode penting lain untuk pemisahan itu.


 Suatu metode gravimetri untuk analisis biasanya didasarkan pada suatu reaksi kimia seperti:
aA + rR → Aa Rr 
dimana a molekul analit A, bereaksi dengan r molekul R. Produknya adalah Aa Rr , biasanya berupa zat yang sangat sedikit dapat larut, yang dapat ditimbang dalam keadaan demikian setelah pengeringan, atau yang dapat dipanggang menjadi senyawa lain yang susunannya diketahui, kemudian ditimbang.


 Persyaratan yang harus dipenuhi pada metode gravimetri :
1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit yang tak terendapkan secara analitis tidak dapat dideteksi.
2. Zat yang ditimbang harus mempunyai susunan yang pasti dan harus murni, atau sangat hampir murni.

b. Prosedur Gravimetri

1. Proses pengendapan dan ukuran partikel 
Bila tetapan hasil kali kelarutan suatu senyawa dilampaui dan pengendapan mulai terjadi, terbentuk sejumlah pertikel kecil yang disebut inti-inti (nuclei). Pengendapan selanjutnya dapat terjadi pada partikel yang mula-mula terbentuk ini, yang ukurannya akan meningkat sampai cukup besar untuk mengendap ke dasar wadah. Sebaran ukuran partikel endapan itu ditetapkan oleh laju relatif (dari) dua proses, pembentukan inti, yang disebut nuclease , dan pertumbuhan inti. Tampaknya jika laju nukleasi kecil dibandingkan laju pertumbuhan inti, akhirnya dihasilkan sedikit partikel, dan partikel-partikel ini relatif besar. Bahan semacam ini lebih mudah disaring dan lebih murni daripada dalam hal partikel kecil-kecil. Karena itu analisis mencoba menyesuaikan kondisi selama pengendapan sehingga laju nukleasi relatif kecil agar ukuran partikel akan besar.

2. Kemurnian endapan
Salah satu masalah yang paling sulit yang dihadapi dalam analisis mempergunakan pengendapan sebagai cara pemisahan dan penetapan gravimetri adalah memperoleh endapan dengan derajat kemurnian yang tinggi.

3. Kopresipitasi
Proses dimana suatu zat yang biasanya dapat larut, terbawa mengendap selama pengendapan suatu endapan yang diinginkan, disebut pengendap-ikutan atau kopresipitasi.

4. Pasca pengendapan
Proses dimana suatu pengotor diendapkan setelah pengendapan zat yang diinginkan disebut pasca pengendapan (postprecipitation). Proses ini berbeda dari kopresipitasi pada hakikatnya dalam fakta bahwa banyaknya pengotor meningkat dengan makin lamanya endapan yang diinginkan dibiarkan bersentuhan dengan larutan induk.

a. Pemanggangan Endapan
Dalam prosedur gravimetri apa saja yang melibatkan pengendapan, pada akhirnya harus mengubah zat yang dipisahkan menjadi suatu bentuk yang cocok untuk ditimbang. Hal ini perlu bahwa zat yang ditimbang murni, stabil, dan susunannya pasti agar hasil analisis tepat. Bahkan jika kopresipitasi telah diminimalkan, masih tinggal masalah penyingkiran air dan elektrolit apa saja yang ditambahkan ke dalam air pencuci. Beberapa endapan ditimbang pada bentuk kimia yang sama dengan waktu pengendapan. Endapan lain mengalami perubahan kimia selama pemanggangan, dan reaksi-reaksi ini haruslah berjalan sempurna agar hasilnya tidak salah. Prosedur yang dipergunakan dalam tahap terakhir ini tergantung baik pada sifat kimia endapan maupun pada kuatnya molekul-molekul air yang diikat oleh zat padat itu.

b. Penerapan Analisis Gravimetri
 Metode-metode gravimetri berani bersaing dengan teknik-teknik analisis lain dalam hal ketepatan yang dicapai. Jika analitnya merupakan penyusun utama (> 1% dari sampel) maka diharapkan ketepatan beberapa bagian tiap ribu, jika sampel itu tidak terlalu rumit. Jika analitnya berada dalam jumlah kecil atau runutan (kurang dari 1%), biasanya tidak digunakan metode gravimetri.
 Pada umumnya, metode-metode gravimetri tidaklah sangat khas (spesifik). Seperti telah disebutkan oleh para ahli kimia, bahwa kita pada akhirnya harus mempunyai suatu pengendap spesifik untuk tiap kation. Sementara hal ini tidak lagi diharapkan, reagensia gravimetri bersifat selektif dalam arti dapat membentuk endapan hanya dengan ion tertentu. Keselektifan zat pengendap itu pun sering masih dapat ditingkatkan dengan mengendalikan faktot-faktor semacam pH dan konsentrasi dari zat penopangnya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penetapan kadar kandungan simplisia/ bahan baku jamu


Pengawasan bahan baku yang dilakukan laboratorium yaitu memeriksa kadar zat yang terkandung dalam simplisia secara destruksi, destilasi, dan ekstraksi atau sesuai dengan prosedur penetapan dari masing-masing bahan. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan terhadap bahan tambahan dan produk jadi. Beberapa contoh pemeriksaan yang dilakukan antara lain:
a. Penetapan kadar sari bahan jamu
 Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan senyawa dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu. Penetapan ini dilakukan untuk simplisia yang tidak ada cara yang memadahi baik kimia atau biologi untuk penentuan konstituen aktifnya. Penetapan kadar sari dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kadar sari yang larut dalam air dan kadar sari yang larut dalam etanol. Kedua cara ini didasarkan pada kelarutan senyawa yang terkandung dalam simplisia.

b. Penetapan kadar tannin
 Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar tanin dalam bahan baku jamu. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan kualitas dan kemurnian dari simplisia yang diuji.

c. Penetapan kadar abu
 Abu adalah sisa pembakaran sempurna bahan organik (residu yang tidak menguap bila suatu bahan dibakar dengan cara tertentu). Secara kimia abu dapat didefinisikan sebagai oksida logam dan bahan-bahan lain yang tidak dapat dibakar. Dalam kaitan dengan simplisia, abu merupakan indicator derajat kebersihan penanganan simplisia.
Secara alami didalam simplisia terdapat logam. Logam-logam ini merupakan komponen hara tumbuhan yang dapat merupakan komponen molekul penting dalam reaksi biokimiawi tumbuhan. Logam-logam tersebut merupakan abu fisiologis. Sebagian besar abu fisiologis ini larut air. Pada saat penyiapan, simplisia dapat terkotaminasi oleh tanah, pasir, dsb. Pasir merupakan senyawa silikat yang tidak terbakar. Senyawa silikat ini tidak larut asam, sehingga merupakan komponen penyusun abu tidak larut asam.
Oleh karena itu, kadar abu dalam simplisia harus ditentukan untuk melihat kadar senyawa pengotor yang terkandung di dalamnya. Bila kadar abu simplisia melebihi persyaratan yang ditentu maka simplisia tersebut tidak boleh digunakan untuk bahan baku pembuatan jamu.

d. Penetapan logam berat
 Logam berat merupakan bahan berbahaya yang sama sekali tidak diperbolehkankan ada dalam simplisia. Pengujian ini sangat penting untuk menjamin keamanan dari bahan baku maupun produk jamu jadi yang siap dikonsumsi.

e. Penetapan kadar minyak atsiri
 Minyak atsiri adalah kandungan utama beberapa simplisia bahan baku jamu. Minyak atsiri sering disebut volatile oil, oleh karena sifatnya yang sangat mudah menguap, bahkan dalam suhu kamar. Kadar minyak atsiri dapat menunjukkan kualitas dari simplisia yang diperiksa.
 Selain mengerjakan pemeriksaan di atas, laboratorium juga menentukan berat jenis, rotasi optik, indeks bias, pH minyak berkhasiat dari bahan baku serta menetapkan kadar bahan pembantu berdasarkan farmakope Indonesia.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ekstraksi


Ekstraksi
Prinsip ekstraksi yaitu adanya distribusi zat terlarut diantara dua pelarut yang tidak saling bercampur. Peristiwa ini melibatkan perpindahan zat terlarut dari dua pelarutyang tidak saling bercampur yang dikenal sebagai ekstraksi cair-cair. Pada umumnya zat terlarut (solute) yang diekstrak tidak larut atau larut sedikit dalam suatu pelarut, tetapi mudah larut dalam pelarut lain.

Ekstraksi cair-cair didasarkan ada hukum distribusi yang dikemukakan oleh Nerst (1891). Nerst menyatakan bahwa jika suatu zat dimasukkan kedalam suatu pelarut A dan B yang tidak saling bercampur, maka zat itu akan didistribusikan diantara dua pelarut A dan B dengan perbandingan tetap. Jika pada temperature dan tekanan tetap serta tidak terjadi interaksi kimia antara zat terlarut dengan pelarut selain proses pelarutan.

Berdasarkan pelarut yang digunakan, ekstraksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu ekstrak biasa dan ekstrak kontinu. Ekstraksi biasa menggunakan corong pisah, sedangkan ekstraksi kontinu menggunakan alat craig untuk isolasi jaringan kering seperti biji, akar, daun, dan batang dengan menggunakan pelarut tertentu.

Ekstraksi soxhlet merupakan proses ekstraksi yang berlangsung secara berulang-ulang dan teratur. Bahan yang akan diekstrak dijadikan serbuk dan diletakkan dalam pembungkus yang berpori (kertas saring). Pembungkus tersebut dimasukkan kedalam alat soxhlet, sedangkan pada bagian atas alat ini dihubungkan dengan kondensor atau pendingin. Pelarut dan batu didih dimasukkan kedalam labu dan diekstrakndengan suhu dan waktu yang diinginkan.

Pelarut pada ekstraksi soxhlet dapat digunakan secara bergantian mulai dari pelarut yang kurang polar sampai pelarut polar, sesuai dengan senyawa yang akan dipisahkan. Pelarut-pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus memenuhi persyaratan antara lain :
1. Inert atau tidak bereaksi dengan komponen-komponen yang akan diisolasi.
2. Selektif, yaitu hanya mengisolasi atau melarutkan zat-zat yang diinginkan.
3. Mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah diuapkan pada temperatur rendah.
Secara umum ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari seluruh bagian tumbuhan seperti bunga, buah, daun, kulit batang dan akar menggunakan system maserasi menggunakan pelarut organik polar seperti methanol dan n – heksan. Beberapa metode ekstarksi senyawa organic bahan alam yang umum digunkan antaa lain (Darwis.D,2000).

a. Maserasi
Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel sehingga senyawa metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam pelarut tersebut. Secara umum pelarut methanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder.

b. Perkolasi 
Perkolasi merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut akan membawa senyawa organik bersama- sama pelarutnya. Tetapi efektifitasnya dari proses ini hanya akan lebih besar untuk senyawa organik yang sangat mudah larut dalam pelarut yang digunakan.

c. Sokletasi
Menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut akan dapat dihemat karena terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas.

d. Destilasi Uap
Proses destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan pada suhu yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan. Pada umumnya lebih banyak digunakan untuk minyak atsiri.

e. Pengempaan
Metode ini lebih banyak digunakan dalam proses industri seperti pada isolasi CPO dari buah kelapa sawit dan isolasi dari daun gambir. Dimana pada proses inni tidak menggunakan pelarut.


Penggunaan ekstraksi soxhlet mempunyai keuntungan, salah satunya adalah proses ekstraksi dapat berlangsung berulang-ulang secara otomatis sampai ekstraksi sempurna. Namun kekurangan dari sistem ini adalah suhu campuran pada tabung ekstraksi tidak sama dengan titik didih pelarutnya, sehingga proses ekstraksi membutuhkan waktu lama. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Polifenol dalam tumbuhan

POLIFENOL DALAM TUMBUHAN
Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur.

Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa kelompok polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan. Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dan kanker. Terdapat penelitian yang menyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

Polifenol dapat ditemukan pada kacang-kacangan, teh hijau, teh putih, anggur merah, anggur putih, minyak zaitun dan turunannya, cokelat hitam, dan delima. Kadar polifenol yang lebih tinggi dapat ditemukan pada kulit buah seperti pada anggur, apel, dan jeruk.Polifenol adalah sebuah kelompok senyawa kimia yang diperoleh dari kulit batang, akar, daun dan buah berbagai tanaman. Tannin merupakan tipe polifenol yang paling penting yang larut dalam air, memberi warna coklat pada air dan memberikan rasa “kecut” dan “pahit”. Sebagai contoh tannin ditemukan pada teh (seperti asam tannic) dan pada sungai-sungai berwarna coklat yang ada di semak-semak Tasmania. Dalam produksi anggur, tannin dan polifenol-polifenol lainnya terdapat pada kulit, biji dan batang serta pada kayu pohonnya (yang sering digunakan untuk memberi rasa pada anggur). Dalam produksi bir, polifenol utamanya diperoleh dari gandum (sekitar 80%) dan sedikit dari buah.
Senyawa polifenol dapat berperan sebagai penangkap radikal bebas hidroksil (OH) sehingga tidak mengoksidasi lemak, protein dan DNA dalam sel. Radikal bebas yang berasal dari berbagai makanan awetan dan polusi udara merupakan musuh utama kesehatan, kecantikan dan penuaan dini seperti cepat keriput dan noda hitam pada kulit. Kemampuan polifenol menangkap radikal bebas, 100 kali lebih efektif dibandingkan vitamin C dan 25 kali lebih efektif dari vitamin E.p. Polifenol juga penting dalam produksi coklat yaitu memberikan warna dan rasa pada coklat. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anggur dan polifenol yang dikandungnya



Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Hutan tropis Indonesia terdapat tumbuh-tumbuhan yang peranannya diera teknologi ini tidak kalah pentingnya dengan sumber daya alam lainnya seperti gas, batu bara, mineral, dan lain-lain. Bahan-bahan hayati telah digunakan manusia untuk memenuhi berbagai keperluan hidup. Dari segi kimia, sumber daya alam hayati ini merupakan sumber-sumber senyawa kimia yang tak terbatas jenis maupun jumlahnya.
Dalam pengobatan secara tradisional, sebagian besar berasal dari bahan-bahan alami berupa bagian dari tumbuhan seperti akar (rimpang), daun, buah, bunga, biji, kulit batang dan kulit buah. Agar pengobatan secara tradisional dapat dipertanggung jawabkan maka diperlukan penelitian ilmiah seperti penelitian dibidang farmakologi, toksikologi, identifikasi dan isolasi zat kimia aktif yang terdapat pada tumbuhan.
Buah anggur selain untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin, ternyata kulitnya bisa kita manfaatkan untuk pengobatan penyakit. Pada kulit anggur terkandung polifenol yang berfungsi untuk antioksidan, mengurangi resiko jantung dan kanker.
 
Polifenol alami merupakan metabolit sekunder tanaman tertentu, termasuk dalam atau menyusun golongan tanin. Tanin adalah senyawa fenolik kompleks yang memiliki berat molekul 500-3000. Tanin dibagi menjadi duakelompok atas dasar tipe struktur dan aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik terutama asam, tanin terkondensasi (condensed tannin) dan tanin yang dapat dihidrolisis (hyrolyzable tannin).
 
Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus hidroksil pada senyawa tersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan posisinya. Dengan demikian, ekstraksi menggunakan berbagai pelarut akan menghasilkan komponen polifenol yang berbeda pula. Sifat antibakteri yang dimiliki oleh setiap senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tersebut juga berbeda. Kebutuhan akan penemuan senyawa-senyawa yang berkhasiat antiradikal semakin meningkat, yakni seiring dengan kebutuhan untuk mengatasi reaksi-reaksi di alam yang terinisasi oleh radikal dalam mekanisme reaksi tersebut. Riset tentang pengembangan senyawa berkhasiat antiradikal telah banyak dikembangkan baik terhadap bahan dari senyawa alam maupun senyawa sintetis. Seringkali senyawa antiradical juga berisfat sebagai antioksidan. Senyawa antioksidan ditambahkan ke dalam suatu bahan untuk menghambat reaksi oksidasi dengan udara [1]. Antioksidan hanya berfungsi sebagai penghambat reaksi oksidasi dan tidak dapat menghentikan sama sekali proses autooksidasi pada lemak sehingga pada akhir proses ketengikan akan selalu terjadi. Beberapa senyawa antiradikal dan antioksidan yang sering digunakan saat ini adalah senyawa turunan fenol dan amina. Antiradikal golongan fenol sebagian besar terdiri dari antiradikal alam dan sejumlah antiradikal sintesis. Contoh antioksidan dan antiradikal fenol sintetik yang biasa digunakan adalah BHA dan BHT. Kedua bahan tersebut merupakan senyawa fenol tersubtitusi pada posisi para dan kedua posisi ortho-nya. Dari penelitianpenelitiansebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan struktur antioksidan berpengaruh terhadap daya antioksidan senyawa. BHT dengan subtituen t-butil pada dua posisi ortho dan para-nya menyumbang aktivitas antio ksidan lebih kuat dibanding dengan BHA [2]. Senyawa fenol tersubstitusi telah banyak digunakan sebagai antiradikal dan antioksidan [3]. Kerja antiradikal dalam reaksi oksidasi adalah menghambat terbentuknya radikal bebas pada tahap inisiasi atau menghambat kelanjutan reaksi berantai pada tahap propagasi dari reaksiautooksidasi. Antiradikal yang baik adalah senyawa yang mampu membuat radikal fenol dari antiradikal menjadi lebih stabil. Senyawa turunan fenol tersubtitusi ini banyak terdapat pada berbagai tumbuhan tropis berupa senyawa turunan polifenol. 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

cara mengatasi kerusakan (eror) pada printer canon

Kerusakan pada printer sangat sering terjadi, entah eror lah, tinta gak keluar, tinta gak cocok& ada aja kerusakan-kerusakan lain yang terjadi pada saat printer akan digunakan & dibutuhkan. Pasti hal pertama yang terpikirkan adalah membawa ke tukang servis, yang kita tahu kita harus merogoh uang dikantong cukup banyak. Sebenarnya kita bisa mencoba meng otak-atik sendiri tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. Berikut ini cara-cara mengatasi printer yang bermasalah untuk printer merk canon IP 2200 dan sejenisnya :

1. Tinta tidak keluar, lakukan cleaning kemudian dicoba ngeprint, lakukan berkali-kali sampai tulisan atau gambar yang diprint jelas. Jika tetap tidak keluar lakukan deep cleaning. NB: jangan terlalu sering meng-deep cleaning karena akan membuat cartridge renggang dan gampang bocor.
Langkah cleaning : klik menu start, klik printers&faxes, klik 2x printer yang digunakan kemudian pada menu printer klik properties dan akan muncul menu-menu printer, klik maintenance dan pilih cleaning.

2. bila di computer muncul peringatan cartridge tidak cocok karena tinta tidak sesuai maka langkah nya adalah restart printer, cabut cartridge, bersihkan printhead nya dengan tisu kemudian pasang lagi.

3. Untuk menghindari kerusakan pada printer sebaiknya seminggu sekali nyalakan printer walaupun tidak dipakai ngeprint. Hal ini berguna untuk memanasi printer agar tinta tidak kering dan merusak cartridge.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS